Kamis, 08 Desember 2011

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK KIMIA TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA




PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK KIMIA TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS X PADA PENGAJARAN STRUKTUR ATOM
(Nenni Faridah Lubis)

Abstrak
Tujuan umum penelitian ini adalah  untuk mengetahui pengaruh  penggunaan media komik kimia terhadap motivasi dan hasil belajar kimia siswa SMA kelas X pada pengajaran struktur atom. Populasi adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotanopan yang terdiri dari 5 kelas. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan teknik acak dan diambil dua kelas dengan 2 kelompok perlakuan yaitu pengajaran dengan media komik kimia dan tanpa media komik kimia.
Instrumen pengumpulan data digunakan tes hasil belajar berbentuk pilihan berganda, serta instrumen data motivasi siswa digunakan angket tertutup. Teknik analisa data menggunakan uji t dengan taraf signifikan α = 0,05. Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) motivasi belajar kimia siswa yang diberi pengajaran menggunakan media komik (x = 100,90 ± 1,380) lebih tingi daripada siswa yang diberi pengajaran dengan tanpa media komik (x = 89,47 ± 2,160);  (2) hasil belajar kimia siswa uang diberi pengajaran dengan media komik (82,90 ±3,898) lebih tinggi daripada siswa yang diberi pengajaran tanpa media komik (77,00 ± 5,924).

Kata kunci: media pembelajaran, struktur atom, motivasi dan hasil belajar.

Pendahuluan
Guru-guru kimia di sekolah menengah umum sering menghadapi bahwa kebanyakan siswa menganggap mata pelajaran kimia sebagai mata pelajaran yang sulit, tidak menarik, dan membosankan. Hal ini menyebabkan siswa apriori, sudah terlebih dahulu merasa tidak mampu mempelajarinya yang akhirnya menjadi takut untuk mempelajari kimia  (Situmorang, 2001). Diduga  kimia phobia ini merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya prestasi belajar kimia siswa.
Mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang ditakuti oleh para siswa (Wardhani, 2003). Dengan kata lain selama proses pembelajaran afeksi (emosi) anak tidak terangsang, tidak ada perubahan energi yang terjadi didalam diri siswa, sedangkan proses pembelajaran telah selesai dilaksanakan. Siswa dipaksa mengikuti sistem pembelajaran yang tidak sesuai dengan minatnya, muncullah kejenuhan pada diri, sehingga motivasi belajar siswa tidak dibangun.
Seorang guru seharusnya berupaya memudahkan proses penyampaian informasi materi pelajaran bagi para siswa. Guru bukan saja harus berupaya menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan harmonis, tetapi juga berupaya menciptakan suasana sehingga siswa termotivasi mempelajari mata pelajaran kimia. Oleh karena itu, guru perlu mewujudkan suasana pembelajaran yang dapat merangsang motivasi belajar siswa.
Pengembangan pengetahuan siswa dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan media pendidikan/pembelajaran. Yang menjadi sasaran penggunaan media adalah untuk meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Sasaran tersebut dalam pembelajaran kimia akan dapat tercapai bila materi pelajaran kimia yang disampaikan dapat dikemas menjadi pelajaran yang menarik dan mudah dimengerti melalui media pembelajaran.
Secara umum, rancangan media pendidikan yang modern berbasis teknologi terbukti dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar kimia siswa. Namun tidak dapat dipungkiri, tidak semua sekolah mampu untuk mengaplikasikannya karena keterbatasan sarana dan prasarana. Dengan demikian, pemanfaatan media-media pembelajaran yang lebih sederhana yang juga dapat menjadi alternatif membelajarkan materi kimia yang juga menimbulkan kesan mendalam bagi siswa namun tidak memberatkan, perlu diupayakan oleh guru yang bersangkutan.
Waluyanto (2007) mengemukakan bahwa komik merupakan media komunikasi visual dan lebih dari sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur. Sebagai media komunikasi visual, komik dapat diterapkan sebagai alat bantu pendidikan dan mampu menyampaikan informasi secara efektif dan efisien. Chasanah (2004) menunjukkan bahwa pembelajaran dengan komik efektif digunakan untuk membelajarkan teks bacaan bagi siswa sekolah dasar.
Materi Struktur Atom merupakan materi yang sifatnya abstrak, sehingga sulit dipahami oleh siswa. Materi Struktur Atom juga merupakan materi yang membutuhkan analogi yang lebih sederhana dalam penyampaiannya. Media komik merupakan media yang mungkin dapat digunakan untuk mempermudah penyampaian sturuktur atom.

Hakikat Media dalam Pembelajaran
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Djamarah, 2002). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa media pembelajaran ialah alat, metode, dan teknik yang dipergunakan dalam upaya untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Media pembelajaran dapat juga diartikan sebagai segala sesuatu yang dpat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Kegiatan proses belajar tidak terlepas ddari kegiatan dari kegiatan mengajar, sehingga menimbulkan proses belajar mengajar, yaitu usaha guru dan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu adanya metode mengajar yang sesuai.namun tidak ada pegangan pasti tentang cara mendapatkan metode mengajar yang paling tepat, ini disebabkan adanya faktor guru  itu sendiri yang sangat besar pengaruhnya, misalnya faktor pengalaman, kemampuan, kreatifitasnya, fasilitas yang tersedia, suumber-sumber belajar serta alat pelajaran turut menentukan metode mengajar guru.
Dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran, setiap guru dituntut dapat mempersiapkan dan memfungsikan segala unsur yang menunjang kelancaran pembelajaran agar dapat berjalan dengan efektif dan efesien. Sebagai salah satu unsur dalam penunjang pembelajaran, guru dituntut agar mengetahui dan merancang pemakaian media tersebut.
Media pembelajaran bertujuan untuk memberikan variasi proses pembelajaran yang realitas, sehingga terwujud, lebih terarah untuk mencapai tujuan pembelajaran sehingga tidak menjadi vakum (Nasution, 2004). Guru aktif menyajikan materi pembelajaran, siswa aktif dalam memperhatikan dan aktif mencatat materi pelajaran. Keaktifan siswa akan membuat kondisi belajar yang kondusif dan menyenangkan, merangsang pikiran, kemauan, minat, motivasi, dan kegairanhan belajar. Dengan kondisi tersebut akan memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, pada dasarnya digunakan untuk membantu siswa mempelajari objek, suara, proses, peristiwa atau lingkungan yang sulit dihadirkan ke dalam kelas. Media pembelajaran tersebut dapat mengkomunikasikan materi pembelajaran secara singkat dan menarik.
Media pembelajaran yang bersifat visual memiliki peranan penting dalam proses penerimaan materi bagi siswa. Media berbentuk visual dapat berupa: (a) gambar representasi seperti gambar, lukisan, foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya suatu benda; (b) diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan strukturisi materi; (c) peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi; (d) grafik seperti tabel, grafik dan chart (bagan) yang menyajikan gambaran/kecenderungan data atau antar hubungan seperangkat gambar atau angka-angka (Arsyad, 2007).
komik sebagai media pembelajaran merupakan salah satu media yang  dipandang efektif untuk membeajarkan dan mengembangkan kreatifitas siswa. Sebagai media pembelajaran, komik mempunyai sifat yang sangat sederhana, jelas, mudah dan bersifat personal. Komik biasanya diterbitkan dalam rangka tujuan komersil dan edukatif (meski tidak semua komik edukatif) yang mempunyai unsur-unsur: (1) sederhana, langsung, aksi-aksi yang cepat dan menggambarkan peristiwa-peristiwa yangg mengandung bahaya, (2) berisi unsur humor yang kasar, menggunakan bahasa percakapan, (3) penekanan kepada kriminalitas, kekuatan, keampuhan, (4) adanya kecenderungan manusiawi yang universal terhadap pemujaan pahlawan (Lubis, 2010).
Komik adalah suatu kartun yang mengungkapkan suatu erta dalam urutan yang erat, dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca. Komik adalah suatu bentuk cerita bergambar, terdiri  atas berbagai situasi bersambung, kadang bersifat humor. Perwatakan lain dari komik adalah harus dikenal agar kekuatan medium bisa dihayati.
Dalam belajar khususnya mata pelajaran kimia, agar diperoleh yang diinginkan harus ada motivasi belajar. Bila motivasi belajar tinggi maka kegiatan belajarpun cenderung meningkat dalam arti pembelajar akan aktif dan sungguh-sungguh mengikuti proses belajar mengajarsehingga tujuan yang diharapkan dari belajar akan tercapai.
Sardiman (2003) mengatakan motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwadengan adanya usaha tekun dan terutama didasari adanya motivasi maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
Dalam kurikulum SMA, pokok bahasan struktur atom diajarkan pada semester pertama di kelas X. Materi Struktur atom merupakan materi yang sifatnya abstrak, sehingga sulit dipahami oleh siswa. Materi struktur atom merupakan materi yang membutuhkan analogi yang lebih sederhana dalam penyampaiannya. Materi struktur atom meliputi unsur, model atom, teori atom, partikel penyusun atom, nomor atom, nomor massa, dan isotop.

Metode Penelitian
Sebagai populasi adalah siswa kelas X semester pertama SMA Negeri 1 Kotanopan, Mandailing Natal, Sumatera Utara, Indonesia. Teknik penarikan  sampel adalah random Sampling. Jumlah seluruh kelas X Semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011 sebanyak 5 kelas. Dari 5 kelas diambil dua kelas dimana 1 kelas sebagai sampel kelompok eksperimen 1 dan satu kelas sebagai sampel kelompok eksperimen 2. Kedua kelas ini diupayakam homogen. Alat pengumpul data adalah evaluasi belajar (soal-soal kimia berbentuk pilihan berganda) dan angket motivasi belajar kimia. Bahan pembelajarannya adalah tentang struktur atom.
Prosedur penelitiannya adalah: (a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi pelajaran kimia kelas X semester I dengan pokok bahasan Struktur atom untuk masing-masing kelompok; (b) Melaksanakan pretest dengan materi tes dari bahan ajar struktur atom; (c) Melaksanakan pembelajaran; (d) Melaksanakan post test dan pemberian angket motivasi; (e) Mentabulasi dan mendeskripsikan data hasil penelitian; (f) Menguji hipotesis dan menyusun laporan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama, yaitu mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa dan tahap kedua me ngumpulkan data tentang motivasi belajar siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah berbentuk tes dan angket. Instrumen tes untuk mengukur hasil belajar disusun dalam bentuk tes objektif atau pilihan berganda. Analisis data dilakukan dengan teknik uji t. Dalam penelitian ini uji Pengukuran Normalitas data ini menggunakan uji Kolmogorov-Smimov pada taraf signifikansi 0.05 dengan menggunakan bantuan software SPSS Versi 13. Sedangkan untuk menganalisis uji homogenitas digunakan analisis dengan Chi-Square.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Motivasi Belajar Kimia Siswa dengan Menggunakan Media Komik dan Tanpa Media komik
 Rata-rata skor tingkat motivasi belajar siswa pada penggunaan media komik kimia untuk kelompok eksperimen adalah 100,90 ± 7.358, dengan jumlah sampel 30 dan nilai median 100,50 sedangkan skor tingkat motivasi tertinggi adalah 115 dan skor tingkat motivasi terendah adalah 86 dengan jarak sebesar 29 satuan.
Rata-rata skor tingkat motivasi belajar siswa pada pembelajaran untuk kelompok kontrol adalah 89.47 ± 11,831, dengan jumlah sampel 30 dan nilai median 92,00 sedangkan skor tingkat motivasi tertinggi adalah 106 dan skor tingkat motivasi terendah adalah 61 dengan jarak sebesar 45 satuan.
Berdasarkan hasil analisa terhadap distribusi data motivasi belajar menggunakan media komik dan tanpa media komik, data ini berditribusi normal (Kolmogorov-Smimov Z = 1,225; P = 0,100).

Gain Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Negeri 1 Kotanopan dengan Menggunakan Media Komik dan Tanpa Media Komik
Rata-rata pengukuran hasil belajar siswa dengan menggunakan media komik adalah 0,7577 ± 0,0571 dengan jumlah sampel 30 dan nilai median 0,7550, sedangkan nilai gain tertinggi adalah 0,88 dan nilai gain terendah 0,65 dengan jarak 0,23 satuan. Sedangkan rata-rata pengukuran hasil belajar siswa tanpa menggunakan media komik adalah 0,6803 = 0,0442 dengan jumlah sampel 30 dan nilai median adalah 0,6800, sedangkan nilai gain tertinggi 0,79 dan nilai gain terendah 0,59 dengan jarak 0,20 satuan.
Berdasarkan hasil analisa terhadap distribusi data, data ini berdistribusi normal (Kolmogorov-Smirnov Z = 0,776 ; P = 0,584).
Uji Homogenitas dipergunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berasal dari populasi yang memiliki homogenitas varians yang sama (galat nilai baku taksiran bersifat homogen atau tidak). Homogenitas varians yang diukur adalah homogenitas varians eksperiment dan kontrol untuk nilai pretest dan postest.
Berdasarkan hasil analisa terhadap nilai pretest dan postest pada kelas eksperiment dan kontrol, data ini berasal dari varians yang homogen dengan nilai proporsi sebesar 0,292 (lebih besar dari P = 0,05) dan nilai Chi-Square sebesar 25,100.

Pengaruh Media Komik Terhadap Hasil belajar Kimia Siswa
Hasil belajar kimia untuk topik Struktur Atom secara signifikan lebih tinggi pada kelas yang dibelajarkan menggunakan media komik, 82,90 ± 3,898 ('% SS) dibanding dengan hasil belajar siswa pada kelas yang tidak menggunakan media komik 77,00 - 2,913 (t=8.073 ; P = 0,000).
Rata-rata skor hasil belajar siswa tanpa menggunakan media komik adalah sebesar 77,00 (dengan standar deviasi 2,913 dan standar error rata-rata 0,532). Sedangkan rata-rata skor hasil belajar siswa yang menggunakan media komik adalah 82,90 (dengan standar deviasi 3,898 dan standar error rata-rata 0,712).
Secara keseluruhan siswa yang belajar menggunakan media komik mendapatkan hasil belajar yang lebih tinggi (0,7577) dibandingkan dengan siswa yang belajar tanpa menggunakan media komik (0,6803), pada pokok bahasan struktur atom  kelas X SMA.
Dengan demikian terlihat bahwa penggunaan media komik efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa, penilaiannya dapat dilihat dari test hasil belajar yang diberikan kepada siswa. Perbedaan ini disebabkan karena pada kelompok eksperimen siswa diajar dengan menggunakan media komik, sehingga siswa lebih mudah mendapatkan, memahami dan menguasai materi pelajaran yang diberikan, karena selain siswa dapat belajar ia juga dapat membayangkan langsung materi dari gambar-gambar komik yang diberikan.
Dari temuan penelitian ini dapat dikatakan bahwa penggunaan media komik (MK) dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana dan Rivai (1991) bahwa penggunaan pesan visual dan hubungannya dengan hasil belajar menunjukkan bahwa pesan-pesan visual yang moderat (berada dalam rentangan abstrak dan realistik) memberikan pengaruh tinggi terhadap prestasi belajar siswa.
Hasil temuan di atas menyatakan bahwa penggunaan media komik (MK) sebagai salah satu altematif pembelajaran kimia yang cukup aspiratif, inovatif dan kreatif. Hal ini diperlihatkan dari hasil penelitian bahwa penggunaan media komik (MK) sangat signifikan untuk meningkatkan hasil belajar kimia. Rata-rata gain temormalisasi basil belajar kimia siswa yang belajar menggunakan media komik adalah 0,7577 dan gain temormalisasi siswa yang belajar tanpa menggunakan media komik adalah 0,6803.

Pengaruh Media Komik Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar kimia untuk topik Struktur Atom secara signifikan lebih tinggi pada kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan media komik (100,90 ± 1,380) dibanding dengan motivasi belajar siswa pada kelas yang tidak menggunakan media komik (89,47 ± 2,160) dimana t=3,935 ; P = 0,000.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesa, diperoleh perbandingan bahwa motivasi belajar kimia siswa yang belajar menggunakan media komik lebih tinggi secara signifikan dari pada motivasi siswa yang belajar tanpa menggunakan media komik. Rata-rata skor motivasi untuk siswa yang belajar menggunakan media komik (MK) adalah 100,90 sedangkan rata-rata skor siswa yang belajar tanpa menggunakan media komik adalah 89,47.
Berdasarkan pengamatan pada penelitian ini bahwa siswa yang belajar menggunakan media komik (MK) memiliki motivasi yang lebih tinggi dalam hal mengamati, mencermati dan memahami komik kimia yang masih jarang ditemukan disekolah khususnya lagi untuk pelajaran eksakta, dibandingkan dengan siswa yang belajar tanpa menggunakan media komik (TMK).
Penggunaan media komik merupakan salah satu orientasi pendidikan/ pembelajaran kimia terhadap pemahaman yang menyeluruh dan mengurangi keabstrakan dari materi karena diberikan dalam bentuk visual dan kemampuan siswa untuk mengelola semua informasi yang relevan secara kritis. Selain itu media komik juga akan memberikan efek yang menyenangkan saat pembelajaran sehingga siswa tidal bosan belajar.
Berdasarkan hasil penelitian ini dan beberapa penelitian yang mendukung jelas menyebutkan bahwa motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya dengan penggunaan media komik. Dan berdasarkan hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan motivasi dan hasil belajar antara siswa yang diberi pengajaran menggunakan media komik dengan siswa yang diberi pengajaran tanpa menggunakan media komik.

Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Terdapat perbedaan yang signifikan motivasi dan hasil belajar antara siswa yang diberi pengajaran menggunakan media komik dengan siswa yang diberi pengajaran tanpa menggunakan media komik. Penggunaan Media komik dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pengajaran struktur atom di kelas X. Diharapkan guru kimia berusaha untuk membelajarkan siswa dengan menggunakan media komik. Baik komik yang dibuat oleh guru sendiri maupun gambar-gambar komik yang dibuat bersama siswa.


Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih disampaikan kepada dosen pembimbing serta dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dalam pelaksanaan dan penulisan.. yang telah memberi izin penelitian ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kotanopan, kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara yang telah memberi ijin dalam pelaksanaan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A., (2007), Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Chasanah, N. (2004). Reading Text for Primary School Students Using a Comic Format, Jurnal Pendidikan Humaniora dan Sains, Thn 10(1), Maret 2004.

Djamarah, B., dan Zain, A., (1997). Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta.

Lubis, A., (2010), Pengaruh Penggunaan Media Komik Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa MAN Kisaran Kelas X1 Pada Pokok Pahasan Sistem Peridik Unsur, Tesis, Program Pasca Sarjana Unimed: Medan
.
Nasution, S. R., (2007), Pembuatan Media Interakfif Berbasis Komputer dan Pengaruhnya terhadap Hasil Blajar Kimia Siswa SMA, Tesis, Program Pascasarjana Unimed: Medan.

Nasution, M., (2004). Evaluasi Pengajaran. PPUT : Jakarta.
Sardiman, S. A., (2003). Media Pendidikan. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Situmorang, M., dkk, (2001), Efektifitas Media Diagram pada Pengajaran Kimia di Sekolah Menengan Umum, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan, Volume.

Sudjana, N dan Rivai, A., (2001). Media Pengajaran. Sinar Baru Algensindo: Bandung.

Sujana, N.. (1998). Teori-teori dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar